Sabtu, 16 April 2011

mars and venus fic

pairing : SaKa
genre   : romance

Kai berjongkok di depan batu nisan itu sambil meletakkan sekuntum bunga lily kesukaan Saga. Sakamoto Takashi. pria yang sangat dia cintai.

"Kenapa harus secepat ini?" gumam Kai sambil menahan agar air matanya tidak menetes lagi. dia tahu, Saga akan marah padanya jika tahu dia slemah ini.

Kai merasakan tepukan halus di bahunya. "Pulang?" tanya cowok yang selalu memakai menutup hidungnya itu, Reita. dia yang biasanya selalu usil pada Kai, hari ini menjadi sangat pengertian.

Kai mengangguk lesu. "Saga-chii,, aku pulang dulu ya.. aku akan..selalu..mencintaimu... sampai kapanpun." gumam Kai sambil mencium nisan di depannya.
***
"Hueekk!!!" Reita menjauhkan kotak bento nya. "Aku tidak suka!"

Kai cemberut. dia sudah susah payah memasak makan siang bagi seluruh anggota bandnya untuk menekan pengeluaran, tapi Reita selalu saja seperti ini. dia selalu bertingkah seolah masakan Kai dibubuhi racun.

"Buang saja kalau kau tidak suka!!"rutuk Kai.

"Memang mau aku buang!" kata Reita sambil nyengir.

"Dasar peseeek!!!!!"

"Aku buang ya..." kata Reita sadis, tepat ketika sosok tinggi kurus itu masuk. Saga.

"Ano~ ada makan sisa gak disini? di tempat gw kering kerontang nih..." kata Saga dengan wajah memelas.

"Pas banget. nih... tapi ati-ati ya..." kata Reita menyerahkan kotak bentonya.

"Maksudmu ati-ati???!!" kai ngambek. "Saga-san, kalau nggak mau, nanti aku cariin yang lain.."

Saga tidak menggubris dua makhluk yang tengah bertengkar itu. dia terlalu sibuk dengan urusann perutnya. "Oishiii!!!"

"Ne?"

apa dia bilang? enak? masakannya enak?

"Aku belum pernah makan makanan seenak ini... beli dimana?" tanya Saga meletakkan kotak bento yang langsung kosong dalam sekejap mata.

"Ano~ aku yang masak..." jawab Kai malu-malu.

Saga mengernyitkan alis. "Kalau saja anak Arisu ada yang pintar masak seperti kamu, pasti aku nggak akan sekurus ini..." gurau Saga sambil menepuk bahu Kai. "Yaudah,, makasih ya..."

Kai hanya tersenyum malu sambil menatap punggung Saga yang mulai menjauh....

Saga.... aku janji akan membuatmu menjadi lebih gemuk!

***

Kai menunggu dengan sabar, di pojok ruang latihan Arisu. matanya terpaku pada satu sosok, Saga yang tengah membetot bass nya dengan semangat. terkadang, timbul rasa iri di hati Kai pada bass milik Saga.

senangnya jadi bass milik Saga, yang setiap waktu bisa merasakan jilatan dan ciuman dari pemiliknya yang tampan itu.

"Maaf, udah nunggu..." kata Saga sambil mendekati Kai.

kai mengangguk. "Ini, aku bawakan bento kesukaan Saga-chii...."

Saga tersenyum. sudah sebulan ini, kai selalu datang memberikan dia asupan gizi yang jauh lebih baik dari yang biasa dia peroleh. dan, saga tahu, ini membuat member alice nine yang lain iri. terutama hiroto.

"Kai-chan...mana bagianku??" tanya Tora yang tiba-tiba muncul di belakang Saga sambil memasang raut memelas. "Apa kau pikir hanya Saga saja yang butuh makan?"

Kai hanya tertawa sambil memamerkan lesung pipinya. "Tora-shii... kamu udah cukup menyimpan cadangan lemak..."

"Maksudmu????"

"Ayo kai, kita kabur dari amukan si macan.." kata Saga sambil menarik Kai jauh-jauh sebelum tora menyadari maksud dari kata-kata Kai.
***

Kai menatap sosok di sebelahnya. angin semilir berhembus, sesekali memainkan rambut halus pria itu. menampakkan sebuah sensasi tersendiri yang entah mengapa membuat jantung Kai serasa berdetak lebih cepat.

"Kai, kamu tahu, kenapa aku mengajakmu kesini?" tanya Saga.

Kai menggeleng. "Melihat bintang, mungkin..."

"Nyaris tepat..." kata Saga sambil tertawa. "Sekarang. berbaringlah, agar kita lebih leluasa melihat langit.."

Saga membaringkan tubuh Kai dengan lembut. mereka terlalu dekat. sampai Kai bisa merasakan hembusan nafas Saga dan bau inii... bau feromon yang sangat kuat.

"Lihatlah titik terang dilangit itu kai..." kata Saga yang sudah berbaring disebelah Kai sambil menunjuk ke atas.. "Itu adalah venus..dan yang merah itu... itu adalah mars.."

"Sugoii..."

"Dulu, mars adalah kekasih Venus. karena suatu hal, akhirnya, mars diusir oleh zeus.. venus tidak berhenti menangisi kepergian mars. dia memohon pada zeus, untuk dipertemukan lagi dengan mars... zeus mengabulkannya dan.. jadilah mereka.."

"Mereka hidup berdua bahagia, selamanya?" tanya Kai teringat ending dongeng-dongeng klassik yang sering ia baca waktu kecil.

Saga menggelengkan kepalanya. "Sayangnya... mereka hany bisa bertemu selama beberapa menit setiap sekian tahun sekali..."

"Oh..."

"Dan malam ini, aku ingin kita menjadi saksi... pertemuan mereka. saksi kesetiaan venus pada mars dan kesetiaan mars pada venus..."

Kai menatap langit, menatap dua titik yang makin berdekatan satu sama lain. indah. dia baru tahu, ternyata, dibalik fenomena alam yang kini mulai dilupakan manusia, menyimpan sebuah cerita yang sangat indah. kesetiaan...

"Kai..."

"Ya?" tanya Kai. wajahnya memerah. dia merakan tangan saga menggenggam erat tangannya.

"Bolehkah aku menjadi Mars bagimu?"

wajah kai semakin memerah. "Ya.. tentu saja, saga-chii..."

saga tersenyum. "Dan.. maukah kau menjadi venus bagiku?"

"Ya... aku akan selalu menjadi venus bagimu. hanya bagimu..."

saga menarik tubuh Kai, hingga mereka berhadap-hadapan. "Berjanjilah padaku, untuk selaluu menungguku bila aku tidak ada..."

"Aku janji..."

"Dan bila aku tidak kembali... aku mohon... jangan lupakan aku..." kata Saga lagi.

"Tentu. aku tidak akan pernah melupakanmu, saga-chii..."

"Janji?" tanya saga sambil mengacungkan kelingkingnya.

"Janji..." jawab kai menautkan kelingkingnya ke kelingking saga.

"Sankyuuu...aku..mencintaimu kai.." kata Saga sambil memeluk tubuh Kai. mereka masih dalam posisi berbaring. saga mengecup bibir lembut kai.

"Aku juga mencintaimu.. sangat..." gumam Kai sebelum membalas kecupan bibir saga. lebih lama.. memasrahkan tubuhnya pada lelaki ini...

kini, mereka berdua bukan hanya menjadi saksi kesetiaan mars dan venus. tapi, mars dan venuslah yang menjadi saksi cinta mereka.
***
kini Saga telah tiada... selama ini dia selalu menyembunyikan penyakitnya. penyakit yang membuatnya tidak akan bisa gemuk walaupun makan sebanyak apapun. penyakit yang mengakhiri hidupnya begitu cepat... meninggalkan kai sendiri.
sudah beberapa kali ini Kai melakukan miss. padahal, mereka baru memulai latihan beberapa menit. tapi, semua maklum. kematian saga rupanya sangat mengguncang jiwa kai.

"Kita... akhiri dulu latihan hari ini..." kata Ruki memutuskan.

"Ne.. tapi kita baru mulai..." Kai protes,

"Kai-kun, kamu perlu istirahat. kami tahu itu... istirahatlah..." kata Aoi dewasa.

"Ta..tapi..."

"Sudahlah..." kata Reita menarik Kai berdiri dari singgasananya. "Aku akan membuatmu lebih bahagia hari ini..."

"Ha?"

"Minna-san!! jya ne!!" kata Reita sambil menculik Kai jauh-jauh.
***''
"Inikah yang kau sebut akan membuatku lebih bahagia?" tanya Kai berdecak ketika Reita membawanya masuk kedalam dapur.

"Buatkan aku bento." pinta Reita.

"Kau bahkan selalu bilang aku tidak bisa memasak!" protes Kai.

"Buatkan aku bento..ayolah..."

"Tidak.." kata kai duduk di kursi makan.

Reita menghela nafas. "Kai, aku bukan bilang kau tidak bisa masak.. tapi aku tidak suka manis. dan masakanmu selalu manis..."

"Masakan cina memang begitu."

"Ayolah..kau selalu bahagia setiap kali memasak... masaklah lagi..."

Kai terdiam. dia sudah memutuskan untuk tidak lagi memasak. masakannya hanya akan dia persembahkan kepada Saga.

"Apa karena aku bukan saga?" tanya Reita menyelidik.

"Diam kau!"

"Aku memang bukan saga yang akan menelan mentah-mentah semua makanan. tapi kai..."

"JANGAN JELEK-JELEKKAN DIA DIHADAPANKU!!!" kata Kai muntab.

"Aku melakukan ini karena AKU MENCINTAIMU!!!!"

kai tertegun. tidak. tidak mungkin seorang reita yang selalu jahat padanya bisa mencintainya. tidak mungkin.

"Aku tidak suka manis, karena aku hanya menyukai dirimu. kau manis, kai. aku sering menggodamu, aku pikir aku bisa melupakanmu dengan cara itu. tapi..aku salah... sejak kehadiran saga... aku..." kata Reita terbata-bata. "Dia sainganku..."

"Kau jahat!" umpat Kai sambil berlinang air mata. "Dan sekarang, aku senang Saga-chii telah tiada? kau senang?!!!"

reita menggeleng. "Aku hanya ingin kau bahagia, kai...mungkin, aku bukanlah saga... tapi... aku akan membuatmu bahagia. aku tidak mau menggantikan posisinya dihatimu, tapi aku ingin kau memberiku sediki saja tempat dihatimu,"

kai menatap pria yang tengah menggenggam tangannya itu. hatinya bimbang. ia mulai goyah.

"Aku tidak akan memaksamu. tapi aku akan selalu menunggu, sampai kau membuka pintu hatimu..." kata Reita serius menatap kai lekat-lekat.

"seperti mars pada venus?" gumam kai tanpa sadar teringat kata-kata saga.

"Apa?" reita tidak paham.

"Tidak apa-apa..." kata Kai melepaskan genggaman tangan Reita lalu bangkit. "Aku akan memasakkan sebuah masakan yang spesial untukmu, Reita-chan..."

reita-chan, maafkan aku. mungkin aku belum bisa membuka hatiku, aku masih belum bisa menyediakan tempat dihatiku. karena..saga masih mendominasi, memenuhi hatiku. dia tidak akan pernah hilang.... dia tidak akan pernah menjdai kenangan di hatiku, tapi dia akan menjadi bagian dari hatiku yang tidak pernah hilang... selamanya...

dan, suatu hari nanti,,,aku akan menagih kesetiaanmu padaku, Reita-chan... suatu hari, ketika hatiku...telah bertambah lapang hingga ada tempat untukmu...

owari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar